POSMETRO INFO - Perintah Presiden Joko Widodo agar harga daging sapi memasku bulan Ramadhan ditekan menjadi Rp 80.000 per kilogram ditertawakan kalangan pedagang pasar tradisional.
Salah satunya Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran, yang mengkritik perintah Jokowi itu.
"Mohon maaf Pak Jokowi, bapak sudah tegaskan kepada aparat bagaimana caranya supaya daging Rp 80 ribu per kilo. Mana barangnya yang kami akan jual Rp 80 ribu?" ujarnya enteng, saat diskusi "De Javu Harga Sembako" di Cikini, Jakarta, Sabtu (4/6).
Menurut dia, yang membuat harga bahan makanan tinggi di pasar tradisional adalah permainan kartel pangan. Kelompok itu seolah dibiarkan hidup oleh pemerintah sendiri.
"Pedagang pasar usul, jangan main dengan kartel-kartel yang selama ini para pemburu rente, yang adalah titipan para politikus," tegas Ngadiran.
Menurut dia, pada umumnya pedagang pasar tidak pernah mengambil keuntungan terlalu tinggi.
"kami yang di pasar, kalau kami jual seenaknya pasti ditinggal pembeli. Kami di pasar mengambil keuntungan dalam taraf wajar," ungkapnya.
Misalnya, pedagang daging sapi yang paling-paling mengambil untung per kilo Rp 8000. Kemudian, pedagang sayur mayur yang mengambil untung rata-rata 12-20 persen.
"Setiap barang berisiko tinggi keuntungannya mesti lebih tinggi, seperti sayur yang bisa cepat rusak. Kalau enggak untung enggak usah dagang, jadi pengemis saja. Kami ini bantu pemerintah, jangan salah terus pedagang, kami bantu pemerintah," ujar Ngadiran.
Ia malah menyindir, selama ini pemerintah membiarkan para kartel terus mengambil keuntungan dalam jumlah besar.
"Pedagang yang untung besar itu yang gudangnya banyak dan duitnya enggak ada serinya," sebut Ngadiran (rm)