POSMETRO INFO - Imbauan untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan ini datang sejumlah sekolah di Inggris, Wales dan Nothern Ireland.
Pihak sekolah beralasan, imbauan tersebut sebagai upaya agar anak-anak Muslim tetap memperoleh nilai yang baik saat ujian. Mereka beranggapan, puasa bisa menggangu konsentrasi hingga nilai-nilai para siswa dan siswi muslim bsa rendah.
Memang, Ramadan di Inggris bertepatan dengan ujian musim panas di berbagai sekolah. Kondisi ini terjadi untuk yang pertama kalinya setelah lebih dari tiga dekade. Para pimpinan sekolah yang bergabung dalam Association of School and College Leaders (ASCL) khawatir, kesehatan para siswa muslim akan terganggu karena berpuasa sepanjang hari dalam waktu lama sehingga memengaruhi nilai ujian mereka.
Bukan hanya itu, ASCL juga menyarankan agar para siswa menghindari salat tarawih di malam hari untuk mencegah kelelahan.
Sejumlah komunitas dan sekolah muslim di Leicester dan Nottingham telah memberikan saran tersebut kepada orangtua dan siswa. London Timur sendiri merupakan wilayah dengan banyak keluarga muslim.
Interim General Secretary ASCL, Malcolm Trobe menuturkan, ini adalah masa yang cukup sulit bagi para siswa, yaitu menjalankan puasa Ramadan bertepatan dengan masa ujian musim panas. Itu sebabnya perlu adanya diskusi terkait masalah tersebut.
“Kami memberikan tuntunan tentang berbagai potensi pilihan yang dimiliki orang. Saran kami juga merupakan hasil diskusi dengan para ulama muslim,” ungkapnya sepeti dikutip dari laman Telegraph, (7/6/2016).
Trobe menuturkan, di antara saran yang telah diterimanya dari para ulama, yakni orang-orang bisa mengganti puasa mereka di luar bulan Ramadan. “Kuncinya adalah keputusan harus dibuat oleh anak muda sesudah berkonsultasi dengan orangtua dan imam mereka,” ucapnya.
Trobe menambahkan, para pimpinan sekolah khawatir mengenai dampak negatif dari Ramadan terhadap nilai para siswa.
“Kami khawatir banyak anak muda muslim menjadi tidak fit untuk mengerjakan ujian jika berpuasa setiap hari selama Ramadan. Kami tidak ingin anak-anak ini dirugikan karena kepercayaan agamanya,” pungkas Trobe.[pojoksatu]